Powered By Blogger

Kamis, 08 April 2010

cerita lucu

pencopet yang diadili


Seorang pencopet diadili karena serangkaian kejahatan. Hakim berkata, "Tuan Jack, Anda didenda sebesar 1 juta Rupiah."

Sang pengacara kemudian berdiri dan berkata, "Terima kasih Yang Mulia, namun klien saya saat ini hanya punya uang 500 ribu, kalau Yang Mulia mengijinkan klien saya sebentar saja berada di dalam kerumunan orang di depan itu, mungkin dia bisa membayarnya..."


Mengapa Sapi Ini Tidak Memiliki Tanduk


"Pak, mengapa sapi yang ini tidak memiliki tanduk?" tanya seorang gadis kepada seorang peternak.

Peternak itu akhirnya berdiri dan bercerita dengan sopan,

"Begitulah, Bu. Lembu bisa membuat kerusakan yang parah hanya dengan menggunakan tanduknya, sehingga terkadang beberapa peternak memotongnya dengan menggunakan gergaji besi. Terkadang, peternak lain menggunakan bahan kimia tertentu untuk menghentikan pertumbuhan tanduk sejak masih kecil. Secara alami ada beberapa lembu yang memang tidak memiliki tanduk. Tapi dari sekian hal tadi yang paling penting mengapa 'sapi' yang ini tidak memiliki tanduk adalah karena ini adalah seekor kuda."

puisi

Maaf saya tidak dapat menemukan judul yang tepat
untuk untaian kalimat yang hendak saya tulis
hari-hariku dipenuhi oleh suara-suara tak bergetar seperti kemarin ....
getaran itu semakin lama semakin sayup... perlahan
getaran itu melemah dan berhenti
seperti denyut nadi anak-anak ingusan
tak terdengar mereka oleh gesekan angin

Jika demokrasi adalah judul terindah bagi suatu bangsa
maka bangsaku hendak menggunakannya pula
mereka mengorbankan jiwa dengan sukarela atau dengan pesan
mereka sama-sama berdarah dan bahkan hilang oleh dahaga tanah
aliran sari-sari makanan kebebasan tak pernah sampai
tersebar ke seluruh tubuh
berhenti mereka di antara lembaran-lembaran kertas berstempel

Maaf jika hidupku adalah demokrasi
nampaknya ia tak punya judul lagi
kadang saya merasa sangat berharga dan ingin hidup
seperti jiwa Chairil Anwar
namun kadang saya menemukan ketidakbernilaian
yang mendorongku untuk mengakhiri hidup
the object of my affection telah mati
bersama judul tulisan-tulisan tentang demokrasi yang semakin kabur
Kepergianmu

wpeAC.jpg (7186 bytes)


Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku

Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi

Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas